Installasi Openstack Mitaka pada Ubuntu 14.04 LTS Part 1
Untuk penjelasan tentang Openstack bisa di lihat postingan sebelum ini > “Apa itu Openstack?”
Bahan – bahan yang di butuhkan untuk mengerjakan lab ini yaitu :
- VirtualBox dan Extensions
- ubuntu-fresh.ova (jadi nanti tinggal import saja tidak usah install ubuntunya)
- username, fauzan | password, kmzway87aa
Untuk topologi yang akan digunakan yaitu seperti ini

Pada lab tutorial ini, memakai VirtualBox dengan extension. Di gambar di jelaskan akan membuat 5 vrtual machines,
- Node Controller dan Nova, mempunyai 2 network adaptor, yang eth0 di host-only (management) dan yang eth1 di bridge (internet).
- Node Cinder, Swift, Swift 2, hanya mempunyai 1 network adaptor.
Lab 1 – Initital Configuration – Node Controller
Disini kita import saja file .ova, yang di sediakan di link atas
Jadi disini tinggal konfigurasi network
adapter node controller pada virtualbox, dan tambahkan 2 network adapter
pada node controller

Di gambar di jelaskan bahwa network
adapter 1 di hubungkan ke vboxnet0 dengan tipe Host-Only yakni VM hanya
dapat terkoneksi ke host bukan ke internet. Dan jangan lupa pada opsi
promiscuous mode pilih allow all agar bisa ssh ke VM tersebut.

Lalu pada adapter 2, kita setting mode
bridge ke interface yang terhubung ke internet (pada lab ini interface
yg terhubung ke internet yaitu wlan0 a.k.a. wifi). Dan jangan lupa juga
opsi promiscuous mode pilih allow all agar bisa ssh ke VM tersebut.
Jika sudah konfigurasi network adapter nya, maka nyalakan VM tersebut, dan langsung kita setting IP address nya, dengan cara :
# vi /etc/network/interfaces
dan atur eth0 menjadi ip static agar
dapat management via ssh atau yang lain, dan eth1 kasih saja dhcp tapi
nda apa2 sih kalo di pakein static, yang penting eth1 ini untuk
mendapatkan akses dari internet.

Dan restart service network nya, oiya
untuk restart service network ubuntu berbeda dengan debian, jadi untuk
restart nya dengan cara “mematikan” interface nya, yaitu
# ifdown eth0 && ifup eth0 # ifdown eth1 && ifup eth1
Kemudian kita tambahkan IP address beserta hostname node node lain kedalam file /etc/hosts.
# vi /etc/hosts

Lab 2 – Installasi NTP Server – Node Controller
NTP (Network Time Protocol) server di
install pada node controller, kenapa NTP juga harus di install? karena
untuk me-ngecek status dari setiap komponen maupun services pada
openstack yang berbeda node, jika tidak di install biasanya jika kita
akan me-ngecek status dari komponen tersebut tidak sinkron dengan node
satu dengan node yang lain.
Kita ambil contoh, misalkan pada node
controller di install NTP server tetapi pada node nova tidak di install
NTP client, dan jika kita check status komponen nova (compute) pada node
nova “UP” tetapi status pada node controller “DOWN” maka biasanya itu
terjadi karena masalah pada sinkronisasi waktu nya, jadi karena itu di
haruskan lah menginstall NTP Server juga.
Dan cara menginstall NTP Server nya sebagai berikut.
# apt-get install chrony
Setelah installasi chrony selesai, di lanjutkan konfigurasi chrony tersebut, dengan cara sebagai berikut
# vi /etc/chrony/chrony.conf
dan tambahkan perintah di bawah ini
server 10.10.10. Iburst
Di bawah perintah
server 3.debian.pool.ntp.org offline minpoll 8

Untuk verifikasi apakah konfigurasi NTP server dapat berjalan atau tidak, dengan cara mengetik perintah di bawah ini
# chronyc sources
Maka akan muncul output seperti di bawah ini

Lab 3 – Install Openstack Package – Node Controller
Pertama kita install paket ubuntu cloud,
kemudian tambahkan repostitori openstack mitaka nya, dengan cara
mengetikkan perintah seperti di bawah ini
# apt-get install software-properties-common # add-apt-repository cloud-archive:mitaka
Sesudah itu kita update serta upgrade untuk ubuntu kita. Untuk melakukan hal tersebut kita ketik perintah di bawah ini
# apt-get update && apt-get dist-upgrade
Lalu install openstack client nya
# apt-get install python-openstackclient
Jika pada saat proses upgrade juga ter-upgrade kernel baru, maka host harus di reboot untuk mengaktifkan kernel baru tersebut.
Lab 4 – Install dan Konfigurasi Database MySQL – Node Controller
Database yang di pakai adalah MariaDB, dan pertama install MariaDB beserta dependencies nya
# apt-get install mariadb-server python-pymysql
Pada saat installasi juga terdapat opsi memasukkan password untuk database nya

Setelah instal selesai, maka di
lanjutkan konfigurasi file openstack.cnf, tetapi secara default file
tersebut belum di buat, oleh karena itu terlebih dahulu copy file /etc/mysql/mysql.cnf dan paste di /etc/mysql/conf.d/openstack.cnf
# cp /etc/mysql/mysql.cnf /etc/mysql/conf.d/openstack.cnf
Kemudian buka /etc/mysql/conf.d/openstack.cnf
# vi /etc/mysql/openstack.cnf
Dan kita edit dan tambahkan beberapa perintah di bawah ini, pada file tersebut
bind-address = 10.0.0.11 default-storage-engine = innodb innodb_file_per_table ax_connections = 4096 collation-server = utf8_general_ci character-set-server = utf8

Lalu kasih tanda pagar # pada perintah
!includedir /etc/mysql/conf.d/

Untuk pengamanan tambahan, bisa kita jalankan perintah
# mysql_secure_installation

Dan save konfigurasi nya, kemudian restart service mysql tersebut, dengan cara
# /etc/init.d/mysql restart
Lab 5 – Install dan Konfigurasi Database NoSQL – Node Controller
Karena pada komponen telemetry dibutuhkan database dengan tipe NoSQL untuk menyimpan informasi nya, sedangkan MariaDB database dengan tipe MySQL, kita bisa menginstall aplikasi database MongoDB, karena aplikasi tersebut dengan tipe NoSQL.
(fyi : perbedaan NoSQL dan MySQL, terdapat di struktur database tersebut
- MySQL = terstruktur
- NoSQL = tidak terstruktur.
Install MongoDB serta dependencies nya
# apt-get install mongodb-server mongodb-clients python-pymongo
Setelah itu buka file mongodb.conf
# vi /etc/mongodb.conf
Dan kita tambahkan dan edit perintah di bawah ini
bind_ip = 10.10.10.10 #di edit smallfiles = true #di tambahkan

(fyi : perintah “small files” berguna untuk membatasi ukuran file journal yakni file yang berisi log yang menggambarkan tiap bytes yang di tulis pada data file. Dan pada konfigurasi default file journal memiliki ukuran 1GB untuk tiap file, dan ketika kita mengaktifkan perintah pada smallfiles menjadi true, maka tiap file akan di limit menjadi 128MB untuk tiap file).
Setelah itu matikan service mongodb, kemudian hapus file default dari journal nya (prealloc), dan jalankan lagi service mongodb nya
# service mongodb stop # rm /var/lib/mongodb/journal/prealloc.* # service mongodb start
Lab 6 – Install dan Konfigurasi Message Queue – Node Controller
penjelasan secara singkat yaitu, “message queue” itu menyediakan tempat sementara untuk “message” yang akan di kirim ke penerima jika si program penerima sedang “busy” atau “not connected”.
Pada tutorial ini aplikasi message queue yang di pakai adalah RabbitMQ, tetapi openstack juga men-support ZeroMQ dan juga Qpid.
Dan berikut cara-nya, pertama-tama kita install package RabbitMQ terlebih dahulu
# apt-get install rabbitmq-server
lalu tambahkan user openstack pada RabbitMQ, misalkan kita pakai user openstack dan password-nya openstack123
# rabbitmqctl add_user openstack openstack123

kemudian rubah permission untuk user openstack tersebut
# rabbitmqctl set_permissions openstack ".*" ".*" ".*"

permission di atas menunjukkan user openstack akan dapat “configure, write & read” semua resources.
Lab 7 – Install dan Konfigurasi Memcached – Node Controller
Memcached digunakan sebagian besar untuk
mempercepat website database dengan cara caching data dan objek dalam
memori RAM sehingga mengurangi jumlah kali sumber data eksternal yang
harus di baca.
Install package memcached beserta dependencies-nya
# apt-get install memcached python-memcachebuka file /etc/memcached.conf
# vi /etc/memcached.conf
kemudian edit ip address pada perintah di dalam file /etc/memcached.conf yang di gunakan untuk mengaktifkan akses manajemen, agar node lain dapat mengakses via management network.
-l 10.10.10.10

# /etc/init.d/memcached restart
0 komentar:
Posting Komentar