SEMANGAT

Minggu, 23 Oktober 2016

Membuat atau Menambah User Hotspot secara Masal


Sudah banyak sekali perangkat Mikrotik RouterBoard. Perangkat yang bisa kita gunakan untuk membagi bandwith internet di suatu perusahaan/sekolah/instansi lain. Sudah bisa di bayangkan bagaimana lelahnya jika kita ingin membuat user hingga ratusan user secara manual, belum lagi resiko kesalahan dalam pengetikan begitu tinggi jika kondisi kita sudah mulai lelah.
ini pengalaman saya waktu baru pertama belajar dan baru mengenal mikrotik, dengan adanya kasus ingin memasukkan user name yang begitu banyak, dan setelah di lakukan secara manual begitu melelahkan, maka saya berfikir mungkin sudah ada yang tau membuat user mikrotik secara masal, dengan sudah adanya fasilitas internet, kemudian saya pun melalukan browsing, dan saya menemukan suatu cara, bagaimana???
ya saya akan sedikit menguraikan apa yang saya pahami dalam membuat user mikrotik secara masal.
pertama, kita harus membuat atau memasukkan data-datanya pada microsoft excel, misal untuk contoh, masukkan data seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini: 
yang ada di dalam kotakan warna biru adalah rumus untuk mengisi bagian di bawah "untuk mikrotik". Setelah kita mempunyai tabel user mikrotik seperti pada gambar di atas, selanjutnya Copy semua data yang ada di kotakkan warna merah. 
buka aplikasi notepad, pada kesempatan ini saya memakai notepad ++,  pada lembar kerja baru dan kosong, tambahkan tulisan /ip hotspot user -> kemudian di enter, dan paste kan data yang tadi di copy, sehingga akan tampil seperti pada gambar di bawah ini:
kemudian Copy semua data yang ada di notepad, dan kita berpindah ke jendela Mikrotik, pilih "new terminal" setelah jendela terminal sudah terbuka, klik kanan dan pilih Paste, tunggu beberapa saat sampai proses input user pada mikrotik secara masal selesai.
Setelah proses selesai, kita cek pada mikrotiknya, dengan langkah berikut:
IP -> hotspot -> pilih tab Users   
maka kurang lebih akan tampak tampilan seperti pada gambar di bawah ini.

Ok. semoga bermanfaat.
terimakasih.

Melihat Partisi dan Keadaan Hardisk Dengan CMD


      Ok,, kali ini saya akan share mangenai bagaimana cara melihat partisi hardisk kita yang ada di dalam komputer kita. biasanya agan-agan melihat dengan melalui disk management.. Nah, mungkin biasanya dengan menggunakan disk management mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup lama bagi komputer atau laptop yang cuman memiliki spesifikasi standar atau pas-pasan la. nah mungkin dengan menggunakan CMD atau command prompt mungkin hal tersebut bisa di minimalisir...
Ok langsung aja ke TKP nya aja...

Langkah pertama tentu buka dulu CMDnya dengan cara langsung menuliskan "cmd" tanpa tanda kutip di menu startnya atau bisa juga menekan tombol di  keyboard yaitu "windows + R" maka akan muncul tampilan dari box "run" nah di situ di tulis "cmd" tanpa tanda kutip..
setelah berhasil maka akan muncul tampilan seperti ini 


Nah langkah kedua tulis di dalam cmd tersebut "diskpart" tanpa tanda kutip.. 
setelah di tuliskan makan kemudian tekan Enter ., maka akan muncul jendela baru atau cmd baru 
seperti ini 

kemudian Pada langkah ketiga Tuluskan "list volume" tanpa tanda kutip. maka akan muncul tampilan seperti ini
Nah muncul,,, di sana tertera partisi dari hardisk, label dari partisi hardisk, type, ukuran, status serta infonya...
Ok.. 

Jumat, 21 Oktober 2016

Teknik Jumper Kipas Prosesor Laptop

Ceck This Out.

Seperti yang kita ketahui bahwa Kipas / Fan Prosesor merupaka Komponen pendukung yang sangat diperlukan yang berfungsi untuk mendinginka prosesor dengan prosedurkinerja untuk membuang hawa panas yang berlebih pada proses kerja Prosesor itu sendiri, bahka jika Kipas / Fun Prosesor tidak ada maka bisa dibilang Prosesor tidak akan berfungsi dengan normal, karna kondisi dari prosesor itu sendiri menbutuhkan kestabilan.
 Lalu apakah Prosesor Bisa bekerja tanpa Kipas atau Fun?
Sebetulnya Prosesor bisa saja bekerja tanpa Kipas atau pendingin, tetapi kinerja prosesor tersebut akan terpengaruh dengan hawa panas yang ditimbulkan prosesor itu sendiri, dengan efek yang sangat fatal yakni mengakibatkan prosesor Jebol karna kepanasan.

Fungsi FAN/Kipas Prosesor secara umum.

Sebelumnya yang harus kita ketahui yakni ketika pertama kali anda menyalakan komputer atau laptoop, maka secara otomatis semua komponen yang bekerja atau berjalan pada komputer atau laptop anda menimbulkan hawa panas, nah beranjak dari sana fungsi utama KIPAS atau FUN pada komponen Komputer/Laptop sangat diperlukan untuk membuang hawa panas yang ditimbulkan oleh Komponen-komponen eletronik pada board Komputer atau Laptop anda. Jadi Fungsi utama Kipas atau Fun Prosesor ataupun kipas-kipas yang terdapat pada komputer anda berfungsi untuk membuang hawa panas yang berlebih atau untuk mendinginkan komponen-komponen yang membutuhkan hawa stabil.

Kembali ke Tema utama yakni Teknik Jumper pada Kipas Prosesor yang Tegangannya Kurang atau Mati.

Dalam artikel ini kita akan membahas Teknik Jumper Kipas Prosesor yang Teganga dari Rangkaianya terputus atau kurang yang diakibatkan oleh kerusakan salah satu komponen pada motherboard yang berfungsi untuk mengatur besar tegangan yang akan dikonsumsi oleh komponen-komponen pada komputer atau laptop anda.
Jumper Kipas Prosesor
Jumper Kipas Prosesor
dari gambar yang diatas kita dapat melihat bahwa Kipas/ Fun tersebut mempunyai tiga (3) kabel yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda yakni :
  1. Merah : berfungsi untuk menyalurkan tegangan Arus Positif (+)
  2. Hitam : berfungsi untuk menyalurkan Arus Negatif (-)
  3. Kuning : berfungsi untuk sensor ( lebih jelasnya tentang kabel warna kuning pada Kipas tersebut anda bisa mencari artikel pendukung di Google).
gam

Permasalah yang sering terjadi pada kipas prosesor biasanya ada dua

  1. Kipas atau Fan prosesor Rusak
  2. Tegangan Arus ke Kipas kurang atau Jalur Rangkaian terputus
Untuk mengatasi Permasalah tersebut baiknya kita analisa permasalah intinya dulu, jika permasalahnnya ada pada poin pertama (1) maka tingkat kerusakannya kecil, karna komponen Kipas bisa diganti dengan yang lain, tetapi bagaimana jika hasil analisa jatuh pada poin ke dua (2).
nah dari sana artikel ini muncul, dan untuk mengatasi masalah tersebut, karna jika permasalan poin dua (2) anda temukan, bisa jadi akan menimbulkan pusing-pusing, serangan jantung, gangguan kehamilan dan janin.
 Oke lanjut ke trik Jumper Kipas prosesor
hal pertama yang harus diketahui yaitu tagangan atau jalur mana yang terputus, apakah itu jalur Positif? Negatif? Ataukah Sensor (khusu untuk jalur sensor tidak aka dibahas dalam artikel ini).
Untuk mengetahui jalur mana yang terputus anda bisa menggunaan alat bantu yaituAVO-METER (jelasnya silahkan lihat ke google).
Avo meter berfungsi salah satunya untuk mengetahui jalur atau komponen yang masih berfungsi atau tidak, jika jalur yang bermasalah sudah diketahui, maka selanjutnya anda bisa berlanjut ke trik selanjutnya.
  1. Jalur Positif / Kabel Merah : Potong Kable warna merah dan Jumper ke DIODA kutup Potitif yang diberi tanda garis putih (anda bisa mengetahui lebih jelas tentang dioda dari mbah google) jalur tegangan untuk USB, atau jika anda tidak mau repot, anda bisa menyambungkan lansung ke kaki positif dari konektor USB.
  2. Jalur Negatif / Kabel Hitam : anda bisa menjumper jalur tersebut dari jalur Ground. (terdapat banyak jalur ground di papan Board, biasanya jalur Ground terdapat pada baut-baut papan board.
Catatan : untuk mengetahui jlaur positif dan negatif pada papan board atau Motherboard anda bisa menggunakan Avometer.
Jika ada yang kurang jelas mengenai teknik diatas, anda bisa meninggalkan komentar.
Download File Lengkapnya disini –> DOWNLOAD

Kamis, 20 Oktober 2016

Installasi Openstack Mitaka pada Ubuntu 14.04 LTS Part 3

Silahkan buka part sebelum-nya untuk mengerjakan part 3 ini

Jadi sekarang kita akan nge-lab tentang image service milik OpenStack yang juga mempunyai codename glance.
Jadi image service a.k.a. glance ini berguna untuk melayani semua hal yang berbuhubungan dengan management images, seperti storage pada virtual machine (vdi a.k.a. virtual disk image), snapshot, dll.
Glance juga meliputi beberapa komponen seperti berikut ini :
  • glance-api, menerima panggilan API image untuk discovery, pemulihan dan juga storage
  • glance-registry, menyimpan, memproses dan memperoleh kembali metadata semua hal yang berhubungan dengan image. (di dalam metadata termasuk size dan tipe dari metadata itu)
  • database, menyimpan image metadata dan kita juga bisa memilih database yang kita mau. Tetapi sekarang banyak orang yang menggunakan MySQL atau SQLite untuk databasenya
  • Repositori Storage untuk image files, hampir semua tipe dari repositori sudah ter-support diantaranya termasuk normal file systems, object storage, RADOS block devices, HTTP dan juga Amazon S3. (beberapa dari repo tersebut ada yang hanya read-only)
  • Metadata definition service, API yang umum untuk vendor, admin, services dan users sangat berguna untuk mennentukan metadata yang kita inginkan. Dan juga metadata ini bisa digunakan walaupun tupe dari resources-nya berbeda, seperti images, artifacts, volumes, flavors dan juga aggregates. Definition service tersebut juga termasuk property’s key baru, deskripsi, kendala dan juga tipe resource yang mana itu juga dapat terkait.
Lab 14 – Membuat Database Glance – Node Controller
Oke, sebelum menginstall glance, kita buat terlebih dahulu database untuk glance tersebut, berikut caranya :
Masuk ke mode mysql dengan user root
$ mysql -u root -p
Kemudian buat database dengan nama glance
> CREATE DATABASE glance;
Lalu buat permission untuk database glance tersebut
> GRANT ALL PRIVILEGES ON glance.* TO 'glance'@'localhost' \
  -> IDENTIFIED BY 'glance123';
> GRANT ALL PRIVILEGES ON glance.* TO 'glance'@'%' \
  -> IDENTIFIED BY 'glance123';
keterangan, glance123 itu adalah password untuk database glance-nya
Membuat Database Komponen Glance OpenStack
Membuat Database Komponen Glance OpenStack
Sekarang kita akan membuat user, service entity dan API endpoints untuk glance. Tapi pertama kita load dulu file admin-openrc untuk mendapatkan akses agar bisa membuat itu.
Load file admin-openrc dengan cara
$ . admin-openrc
lalu kita buat user glance-nya
$ openstack user create --domain default --password-prompt glance
keterangan, pada saat membuat user, kita di suruh membuat password
Tambahkan role kedalam user glance dan project service
$ openstack role add --project service --user glance admin
Dan juga service entity untuk glance
$ openstack service create --name glance \
--description "OpenStack Image" image
Membuat user glance, menambahkan user glance ke dalam role dan membuat service entity untuk glance
Membuat user glance, menambahkan user glance ke dalam role dan membuat service entity untuk glance
Lalu kita buat API endpoints untuk admin, public dan internal
Admin
$ openstack endpoint create --region RegionOne \
image admin http://10.10.10.10:9292
Public
$ openstack endpoint create --region RegionOne \
image public http://10.10.10.10:9292
Internal
$ openstack endpoint create --region RegionOne \
image internal http://10.10.10.10:9292
endpoint dari admin, public dan internal
endpoint dari admin, public dan internal

Lab 14 – Install dan Konfigurasi Komponen Glance – Node Controller
Untuk menginstall komponen glance hanya ketik perintah di bawah ini
# apt-get install glance
Setelah installasi selesai, kita buka file glance-api.conf
# vi /etc/glance/glance-api.conf
Lalu dan tambahkan beberapa konfigurasi di bawah ini
[database]
connection = mysql+pymysql://glance:glance123@10.10.10.10/glance

[keystone_authtoken]
auth_uri = http://10.10.10.10:5000
auth_url = http://10.10.10.10:35357
memcached_servers = 10.10.10.10:11211
auth_type = password
project_domain_name = default
user_domain_name = default
project_name = service
username = glance
password = glance123

[paste_deploy]
flavor = keystone
tambahkan beberapa perintah di bawah ini pada setiap opsinya
tambahkan beberapa perintah pada setiap opsinya di dalam file glance-api.conf
Kemudian buka file glance-registry.conf
# vi /etc/glance/glance-registry.conf
dan tambahkan juga beberapa perintah di bawah ini pada setiap opsi
[database]
connection = mysql+pymysql://glance:glance123@10.10.10.10/glance

[keystone_authtoken]
auth_uri = http://10.10.10.10:5000
auth_url = http://10.10.10.10:35357
memcached_servers = 10.10.10.10:11211
auth_type = password
project_domain_name = default
user_domain_name = default
project_name = service
username = glance
password = glance123

[paste_deploy]
flavor = keystone
tambahkan beberapa perintah di bawah ini pada setiap opsinya
tambahkan beberapa perintah di bawah ini pada setiap opsinya
Setelah konfigurasi glance selesai, kita sinkronisasikan glance ke database, dengan cara
# su -s /bin/sh -c "glance-manage db_sync" glance
output dari sinkronisasi glance database
output dari sinkronisasi glance database

jika ada warning tentang “oslo_db.sqlalchemy.enginefacade” biarkan saja.
Terakhir kita restart kedua service glance tersebut
# /etc/init.d/glance-api restart
# /etc/init.d/glance-registry restart
Lab 15 – Verifikasi Glance – Node Controller
Disini kita akan mengecek apakah komponen glance sudah berjalan atau belum, cara mengeceknya dengan cara menambahkan (download) file image kedalam glance. Berikut langkah – langkahnya
Load file admin-openrc terlebih dahulu
$ . admin-openrc
Kemudian download file imagenya, pada tutorial ini kita menggunakan CirrOS yaitu sebuah distro linux yang berukuran kecil
$ wget http://download.cirros-cloud.net/0.3.4/cirros-0.3.4-x86_64-disk.img
download cirros untuk testing komponen glance openstack
download cirros untuk testing komponen glance openstack
Setelah itu kita upload file cirros tersebut dengan menggunakan QCOW2 format, bare container format dan public visibillity, jadi semua projects/tenant dapat mengaksesnya.
$ openstack image create "cirros" \
--file cirros-0.3.4-x86_64-disk.img \
--disk-format qcow2 --container-format bare \
--public
output setelah image dibuat
output setelah image cirros dibuat
Dan untuk mengecek image apa saja yang sudah dibuat bisa ketik perintah di bawah ini
$ openstack image list
output dari cek image yg telah dibuat
output dari cek image yg telah dibuat

Installasi Openstack Mitaka pada Ubuntu 14.04 LTS Part 2

Silahkan buka part 1 (lab 1 – 7) terlebih dahulu untuk mengerjakan part 2 ini > “Installasi Openstack Mitaka pada Ubuntu 14.04 LTS Part 1”

Pada part 2 ini, kita akan nge-lab tentang komponen Identity Services pada Openstack yang juga juga kita tau komponen tersebut mempunyai nama Keystone
Keystone ini menyimpan semua informasi tentang users, komponen openstack yang lain, dan sebagainya.
Keystone juga menyediakan layanan untuk memanajemen authentication, authorization dan katalog services openstack itu sendiri serta API endpoints-nya.
Keystone akan mengirimkan authorization token valid yang akan di terima ke semua layanan pada openstack, yang kemudian token tersebut akan di verifikasi sehingga kita dapat menggunakan layanan tersebut.
Jadi keystone ini bisa di katakan sebagai jembatan agar semua layanan dalam openstack agar bisa berkomunikasi satu sama lain.
Lab 8 – Membuat Database Keystone – Node Controller
Pertama kita buat database keystone terlebih dahulu pada node controller, dengan cara masuk ke mode database mysql terlebih dahulu :
# mysql -u root -p
kemudian buat database keystone-nya
> CREATE DATABASE keystone;
Buat Database Keystone
Buat Database Keystone
dan kemudian edit permission keystone database tersebut
> GRANT ALL PRIVILEGES ON keystone.* TO 'keystone'@'localhost' \
  -> IDENTIFIED BY 'keystone123';
> GRANT ALL PRIVILEGES ON keystone.* TO 'keystone'@'%' \
  -> IDENTIFIED BY 'keystone123';
 keystone123 itu adalah password dari database keystone-nya.
atur permission database keystone-nya
atur permission database keystone-nya
kemudian keluar dari mode database-nya, dan juga masuk ke “user biasa” bukan user root, untuk generate random token yang akan digunakan sebagai administrasi token pada beberapa konfigurasi awal ini.
$ openssl rand -hex 10
generate token
generate token
Dan jangan lupa hasil generate token tersebut di simpan/catat, karena akan di gunakan nanti untuk mengkonfigurasi beberapa keystone-nya.
Lab 9 – Konfigurasi Komponen Keystone – Node Controller
pertama kita disable service keystone terlebih dahulu, karena pada saat setelah installasi keystone, keystone akan langsung running service-nya.
# echo "manual" > /etc/init/keystone.override
Kemudian baru kita install package keystone beserta Apache HTTP Server. Kenapa di butuhkan HTTP server? karena keystone ini memerlukan port 5000 dan 35357 untuk mendapatkan request dari identity services, dan port tersebut merupakan bagian dari HTTP server.
# apt-get install keystone apache2 libapache2-mod-wsgi
kemudian kita buka file keystone.conf, untuk konfigurasi
# vi /etc/keystone/keystone.conf
dan edit beberapa variabel di bawah ini
[DEFAULT]
admin_token = f402be63f78dc1a46aea

[database]
connection = mysql+pymysql://keystone:keystone123@10.10.10.10/keystone

[token]
provider = fernet
keterangan
  • f402be63f78dc1a46aea, adalah token yang tadi kita tadi generate
  • keystone123, adalah password database keystone
  • 10.10.10.10, adalah ip dari host controller, atau bisa juga di ganti dengan contoller
edit beberapa konfigurasi pada keystone.conf
edit beberapa konfigurasi pada keystone.conf
Setelah itu save, dan sinkronisasikan database keystone-nya
# su -s /bin/sh -c "keystone-manage db_sync" keystone
output hasil sinkron keystone database
output hasil sinkron keystone database
Kemudian install fernet keys
# keystone-manage fernet_setup --keystone-user keystone --keystone-group keystone
install fernet keys
install fernet keys
Lab 10 – Konfigurasi Apache HTTP Server – Node Controller
buka file /etc/apache/apache2.conf dengan menggunakan user root
# vi /etc/apache2/apache2.conf
lalu edit opsi ServerName dan tambahkan opsi ServerName beserta ip/hostname node controller
ServerName 10.10.10.10
tambahkan opsi ServerName
tambahkan opsi ServerName
Lalu save, dan kita buat file wsgi-keystone.conf, yang akan di gunakan oleh komponen keystone
# vi /etc/apache2/sites-available/wsgi-keystone.conf
dan copy paste script di bawah ini (jika menggunakan ssh)
Listen 5000
Listen 35357

    WSGIDaemonProcess keystone-public processes=5 threads=1 user=keystone group=keystone display-name=%{GROUP}
    WSGIProcessGroup keystone-public
    WSGIScriptAlias / /usr/bin/keystone-wsgi-public
    WSGIApplicationGroup %{GLOBAL}
    WSGIPassAuthorization On
    ErrorLogFormat "%{cu}t %M"
    ErrorLog /var/log/apache2/keystone.log
    CustomLog /var/log/apache2/keystone_access.log combined
    
        Require all granted

    WSGIDaemonProcess keystone-admin processes=5 threads=1 user=keystone group=keystone display-name=%{GROUP}
    WSGIProcessGroup keystone-admin
    WSGIScriptAlias / /usr/bin/keystone-wsgi-admin
    WSGIApplicationGroup %{GLOBAL}
    WSGIPassAuthorization On
    ErrorLogFormat "%{cu}t %M"
    ErrorLog /var/log/apache2/keystone.log
    CustomLog /var/log/apache2/keystone_access.log combined
    
        Require all granted
    
tetapi jika anda masih menggunakan console virutalbox bisa pakai
# wget https://fauzanooor.id/c/wsgi-keystone.conf /etc/apache2/sites-available/
kemudia buat link file tersebut ke directory sites-enabled, agar virtualhosts keystone yang tadi di buat dapat di aktifkan/di publish
# ln -s /etc/apache2/sites-available/wsgi-keystone.conf /etc/apache2/sites-enabled
setelah itu restart service apache-nya
# /etc/init.d/apache2 restart
secara default, ubuntu membuat SQLi Database sendiri. Tapi karena pada konfigurasi ini kita menggunakan SQL Database Server, maka lebih baik kita hapus file database SQLite-nya
# rm -f /var/lib/keystone/keystone.db
Lab 11 – Membuat Entity Service dan API endpoints – Node Controller
Pada konfigurasi default, di dalam database layanan identity tidak mengandung informasi apapun untuk mendukung authentication dan layanan katalog yang di pakai di keystone. Jadi kita harus membuat authentication token sementara yang pada sudah kita buat pada lab 1 agar service entity dan API endpoints dapat di buat.
Masuk ke user biasa, bukan user root.
Lalu pertama kita konfigurasi authentication token-nya
$ export OS_TOKEN=f402be63f78dc1a46aea
ingat token tersebut sudah kita buat pada lab 1. Kemudian konfigurasi endpoint URL-nya
$ export OS_URL=http://10.10.10.10:35357/v3
Dan juga konfigurasi versi identity API-nya
$ export OS_IDENTITY_API_VERSION=3
export authentication, endpoint URL dan versi identity API
export authentication, endpoint URL dan versi identity API
Sekarang, kita buat service entity untuk identity service yang berguna untuk me-manage katalog dari services pada Openstack Environment yang kita buat, service itu menggunakan katalog karena untuk menentukan bagaimana berkomunikasi dengan services lain dalam Openstack Environment tersebut.
Dan buat entity service-nya dengan cara sebagai sebagai berikut
$ openstack service create \
--name keystone --description "Noor Openstack Identity" identity
setelah membuat service entity tersebut, maka akan ada output seperti ini
output setelah membuat service entity keystone
output setelah membuat service entity keystone
OpenStack menggunakan 3 API endpoints untuk setiap service yaitu admin, internal dan public. Dan berikut perbedaannya
  • Admin, diizinkan modifikasi users dan tenants, hanya operator yg dapat mengelola infrastruktur cloud
  • Public, tidak diizinkan modifikasi users dan tenants, dapat dikelola melalui internet (public) sehingga client dapat mengelola cloud mereka
  • Internal, tidak diizinkan modifikasi users dan tenants, terbatas untuk hosts yang berisi service dari OpenStack
Dan kita akan membuat dan menggunakan ke-3 API endpoint di atas, dan pertama kita buat untuk yang admin
$ openstack endpoint create --region RegionOne \
identity admin http://10.10.10.10:35357/v3
kedua kita buat untuk public
$ openstack endpoint create --region RegionOne \
identity public http://10.10.10.10:5000/v3
Dan terakhir kita buat untuk internal
$ openstack endpoint create --region RegionOne \
identity internal http://10.10.10.10:5000/v3
output setelah dibuat endpoints
output setelah dibuat endpoints
keterangan, 10.10.10.10 itu adalah ip dari host controller, tetapi bisa diganti jadi hostname controller-nya.
Lab 12 – Membuat Domain, Projects/Tenants, User dan Roles – Node Controller
Layanan identity menyediakan layanan authentication untuk setiap layanan dari OpenStack, dan authentication tersebut menggunakan kombinasi dari domain, projects/tenants, users dan juga roles.
fyi : pada versi openstack liberty domain default sudah dibuat secara default pada saat installasi, sedangkan pada versi mitaka ini harus dibuat terlebih dahulu
Dan pertama-tama kita buat domain-nya terlebih dahulu, yaitu dengan cara
$ openstack domain create --description "Default Domain" default
output setlah domain service dibuat
output setlah domain service dibuat
Setelah itu kita buat project admin, dengan cara sebagai berikut
$ openstack project create --domain default \
--description "Admin Project" admin
output setelah project admin dibuat
output setelah project admin dibuat
buat juga project service
$ openstack project create --domain default \
--description "Service Project" service
output setelah project service dibuat
output setelah project service dibuat
Dan juga buat project demo
$ openstack project create --domain default \
--description "Demo Project" demo
output setelah project demo dibuat
output setelah project demo dibuat
Di sini kita akan membuat user untuk admin dan juga untuk demo dengan cara sebagai berikut
$ openstack user create --domain default \
--password-prompt admin
yang di atas untuk admin, dan kita buat untuk yang demo
$ openstack user create --domain default \
--password-prompt demo
membuat user admin dan demo pada openstack
membuat user admin dan demo pada openstack
keterangan, pada saat membuat user, kita di suruh membuat password untuk tiap user tersebut (admin dan demo).
Setelah membuat projects dan users, kita juga akan membuat role, yang mana role ini berguna sebagai privileges daripada user itu sendiri.
Sekarang kita buat role untuk admin dengan cara
$ openstack role create admin
dan juga buat untuk users
$ openstack role create user
setelah dibuat maka akan ada output seperti gambar dibawah ini
output setelah role openstack dibuat
output setelah role openstack dibuat
Setelah itu kita tambahkan admin role ke dalam admin project dan user, dengan cara sebagai berikut
$ openstack role add --project admin --user admin admin
kemudian tambahkan juga user role kedalam demo project dan user
$ openstack role add --project demo --user demo user
role di add tidak mengeluarkan output apapun
role di add tidak mengeluarkan output apapun
Verifikasi Services, Projects, Users dan Roles.
Untuk mengecek semua services, projects, user maupun role yang telah dibuat bisa menggunakan perintah dibawah ini
  • Cek service openstack yang telah dibuat
    $ openstack service list
  • Cek endpoint openstack yang telah dibuat
    $ openstack endpoint list
  • Cek domain openstack yang telah dibuat
    $ openstack domain list
  • Cek project openstack yang telah dibuat
    $ openstack project list
  • Cek user openstack yang telah dibuat
    $ openstack user list
  • Cek role openstack yang telah dibuat
    $ openstack role list
verifikasi dari service, endpoint, domain, project, user dan role OpenStack
verifikasi dari service, endpoint, domain, project, user dan role OpenStack
Verifikasi Keystone
Verifikasi dari identity service sebelum menginstall service yang lain.
Dan sekarang, kita non-aktifkan mekanisme authentication token sementara, untuk alasan keamanan, dengan cara buka file /etc/keystone/keystone-paste.ini
# vi /etc/keystone/keystone-paste.ini
kemudian hapus perintah “admin_token_auth” pada opsi
  • [pipeline:public_api]
  • [pipeline:admin_api]
  • [pipeline:api_v3]
Setelah dihapus menjadi seperti dibawah ini..
hapus admin_token_auth pada file keystone-paste.ini
hapus admin_token_auth pada file keystone-paste.ini
Kemudian, hapus variable OS_TOKEN dan OS_URL, dengan cara seperti dibawah ini
$ unset OS_TOKEN OS_URL
lalu kita request authentication token untuk user admin
$ openstack --os-auth-url http://10.10.10.10:35357/v3 \
--os-project-domain-name default --os-user-domain-name default \
--os-project-name admin --os-username admin token issue
dan juga request authentication token untuk user demo juga
$ openstack --os-auth-url http://10.10.10.10:5000/v3 \
--os-project-domain-name default --os-user-domain-name default \
--os-project-name demo --os-username demo token issue
output seperti gambar dibawah ini
klik untuk memperbesar
klik untuk memperbesar
keterangan, pada saat me-request authentication token-nya, kita di suruh memasukka password user-nya yang sudah dibuat.
Lab 13 – Membuat Script OpenStack Client Environment – Node Controller
Pada saat lab 11, kita telah membuat variables dan opsi perintah untuk menjalankan identity service via openstack client, karena hal tersebut cukup ribet. Maka sekarang kita buat script agar memudahkan menjalankan identity service tersebut, berikut caranya
Pertama kita buat sebuah file “admin-openrc”
note, kita membuat file tersebut dengan menggunakan user biasa
$ vi admin-openrc
kemudian tulis script dibawah ini di dalam file tersebut
export OS_PROJECT_DOMAIN_NAME=default
export OS_USER_DOMAIN_NAME=default
export OS_PROJECT_NAME=admin
export OS_USERNAME=admin
export OS_PASSWORD=admin123
export OS_AUTH_URL=http://10.10.10.10:35357/v3
export OS_IDENTITY_API_VERSION=3
export OS_IMAGE_API_VERSION=2
admin123 adalah password user admin, dan 10.10.10.10 adalah ip dari node controller (tapi bisa juga di ganti dengan hostname node controller)
Setelah itu save file tersebut, dan buat juga untuk yang demo, buat file “demo-openrc”
export OS_PROJECT_DOMAIN_NAME=default
export OS_USER_DOMAIN_NAME=default
export OS_PROJECT_NAME=demo
export OS_USERNAME=demo
export OS_PASSWORD=demo123
export OS_AUTH_URL=http://10.10.10.10:5000/v3
export OS_IDENTITY_API_VERSION=3
export OS_IMAGE_API_VERSION=2
demo123 adalah password user admin, dan 10.10.10.10 adalah ip dari node controller (tapi bisa juga di ganti dengan hostname node controller)
Setelah itu save file tersebut.
Kemudian load file admin-openrc dengan cara
$ . admin-openrc
Dan juga request authentication token-nya, dengan cara
$ openstack token issue
klik untuk memperbesar
klik untuk memperbesar

Installasi Openstack Mitaka pada Ubuntu 14.04 LTS Part 1

Untuk penjelasan tentang Openstack bisa di lihat postingan sebelum ini > “Apa itu Openstack?”
Bahan – bahan yang di butuhkan untuk mengerjakan lab ini yaitu :
Untuk topologi yang akan digunakan yaitu seperti ini
Topologi Openstack
Topologi Openstack
Pada lab tutorial ini, memakai VirtualBox dengan extension. Di gambar di jelaskan akan membuat 5 vrtual machines,
  • Node Controller dan Nova, mempunyai 2 network adaptor, yang eth0 di host-only (management) dan yang eth1 di bridge (internet).
  • Node Cinder, Swift, Swift 2, hanya mempunyai 1 network adaptor.
Lab 1 – Initital Configuration – Node Controller
Disini kita import saja file .ova, yang di sediakan di link atas
Jadi disini tinggal konfigurasi network adapter node controller pada virtualbox, dan tambahkan 2 network adapter pada node controller
Node Controller Adapter 1
Node Controller – Network Adapter 1
Di gambar di jelaskan bahwa network adapter 1 di hubungkan ke vboxnet0 dengan tipe Host-Only yakni VM hanya dapat terkoneksi ke host bukan ke internet. Dan jangan lupa pada opsi promiscuous mode pilih allow all agar bisa ssh ke VM tersebut.
Node Controller - Network Adapter 2
Node Controller – Network Adapter 2
Lalu pada adapter 2, kita setting mode bridge ke interface yang terhubung ke internet (pada lab ini interface yg terhubung ke internet yaitu wlan0 a.k.a. wifi). Dan jangan lupa juga opsi promiscuous mode pilih allow all agar bisa ssh ke VM tersebut.
Jika sudah konfigurasi network adapter nya, maka nyalakan VM tersebut, dan langsung kita setting IP address nya, dengan cara : 
# vi /etc/network/interfaces
dan atur eth0 menjadi ip static agar dapat management via ssh atau yang lain, dan eth1 kasih saja dhcp tapi nda apa2 sih kalo di pakein static, yang penting eth1 ini untuk mendapatkan akses dari internet.
Network Interfaces
Network Interfaces Configuration File
Dan restart service network nya, oiya untuk restart service network ubuntu berbeda dengan debian, jadi untuk restart nya dengan cara “mematikan” interface nya, yaitu
# ifdown eth0 && ifup eth0
# ifdown eth1 && ifup eth1
Kemudian kita tambahkan IP address beserta hostname node node lain kedalam file /etc/hosts.
# vi /etc/hosts
Hosts Configuration File
Hosts Configuration File
Lab 2 – Installasi NTP Server – Node Controller
NTP (Network Time Protocol) server di install pada node controller, kenapa NTP juga harus di install? karena untuk me-ngecek status dari setiap komponen maupun services pada openstack yang berbeda node, jika tidak di install biasanya jika kita akan me-ngecek status dari komponen tersebut tidak sinkron dengan node satu dengan node yang lain.
Kita ambil contoh, misalkan pada node controller di install NTP server tetapi pada node nova tidak di install NTP client, dan jika kita check status komponen nova (compute) pada node nova “UP” tetapi status pada node controller “DOWN” maka biasanya itu terjadi karena masalah pada sinkronisasi waktu nya, jadi karena itu di haruskan lah menginstall NTP Server juga.
Dan cara menginstall NTP Server nya sebagai berikut.
# apt-get install chrony
Setelah installasi chrony selesai, di lanjutkan konfigurasi chrony tersebut, dengan cara sebagai berikut
# vi /etc/chrony/chrony.conf
dan tambahkan perintah di bawah ini
server 10.10.10. Iburst
Di bawah perintah
server 3.debian.pool.ntp.org offline minpoll 8
Chrony Configuration File
Chrony Configuration File
Untuk verifikasi apakah konfigurasi NTP server dapat berjalan atau tidak, dengan cara mengetik perintah di bawah ini
# chronyc sources
Maka akan muncul output seperti di bawah ini
list dari ntp server
list dari ntp server
Lab 3 – Install Openstack Package – Node Controller
Pertama kita install paket ubuntu cloud, kemudian tambahkan repostitori openstack mitaka nya, dengan cara mengetikkan perintah seperti di bawah ini
# apt-get install software-properties-common 
# add-apt-repository cloud-archive:mitaka
Sesudah itu kita update serta upgrade untuk ubuntu kita. Untuk melakukan hal tersebut kita ketik perintah di bawah ini
# apt-get update && apt-get dist-upgrade
Lalu install openstack client nya
# apt-get install python-openstackclient
Jika pada saat proses upgrade juga ter-upgrade kernel baru, maka host harus di reboot untuk mengaktifkan kernel baru tersebut.
Lab 4 – Install dan Konfigurasi Database MySQL – Node Controller
Database yang di pakai adalah MariaDB, dan pertama install MariaDB beserta dependencies nya
# apt-get install mariadb-server python-pymysql
Pada saat installasi juga terdapat opsi memasukkan password untuk database nya
Masukkan Password Database
Masukkan Password Database
Setelah instal selesai, maka di lanjutkan konfigurasi file openstack.cnf, tetapi secara default file tersebut belum di buat, oleh karena itu terlebih dahulu copy file /etc/mysql/mysql.cnf dan paste di /etc/mysql/conf.d/openstack.cnf
# cp /etc/mysql/mysql.cnf /etc/mysql/conf.d/openstack.cnf
Kemudian buka /etc/mysql/conf.d/openstack.cnf
# vi /etc/mysql/openstack.cnf
Dan kita edit dan tambahkan beberapa perintah di bawah ini, pada file tersebut
bind-address = 10.0.0.11
default-storage-engine = innodb
innodb_file_per_table
ax_connections = 4096
collation-server = utf8_general_ci
character-set-server = utf8
Edit dan tambahkan beberapa script configuration
Edit dan tambahkan beberapa script configuration
Lalu kasih tanda pagar # pada perintah 
!includedir /etc/mysql/conf.d/
beri tanda pagar #
beri tanda pagar #
Untuk pengamanan tambahan, bisa kita jalankan perintah
# mysql_secure_installation
configUre mysql secure file by MariaDB
configUre mysql secure file by MariaDB
Dan save konfigurasi nya, kemudian restart service mysql tersebut, dengan cara
# /etc/init.d/mysql restart
Lab 5 – Install dan Konfigurasi Database NoSQL – Node Controller
Karena pada komponen telemetry dibutuhkan database dengan tipe NoSQL untuk menyimpan informasi nya, sedangkan MariaDB database dengan tipe MySQL, kita bisa menginstall aplikasi database MongoDB, karena aplikasi tersebut dengan tipe NoSQL.
(fyi : perbedaan NoSQL dan MySQL, terdapat di struktur database tersebut
  • MySQL = terstruktur
  • NoSQL = tidak terstruktur.
contoh nya, jika MySQL di dalam user1 terdapat informasi nama, kelas dan jurusan, dan user2 pasti terdapat informasi nama, kelas dan jurusan juga. Tetapi jika pada NoSQL pada tiap user tidak selalu sama informasinya.)
Install MongoDB serta dependencies nya
# apt-get install mongodb-server mongodb-clients python-pymongo
Setelah itu buka file mongodb.conf
# vi /etc/mongodb.conf
Dan kita tambahkan dan edit perintah di bawah ini
bind_ip = 10.10.10.10   #di edit
smallfiles = true       #di tambahkan
file konfigurasi mongodb
file konfigurasi mongodb
(fyi : perintah “small files” berguna untuk membatasi ukuran file journal yakni file yang berisi log yang menggambarkan tiap bytes yang di tulis pada data file. Dan pada konfigurasi default file journal memiliki ukuran 1GB untuk tiap file, dan ketika kita mengaktifkan perintah pada smallfiles menjadi true, maka tiap file akan di limit menjadi 128MB untuk tiap file).
Setelah itu matikan service mongodb, kemudian hapus file default dari journal nya (prealloc), dan jalankan lagi service mongodb nya
# service mongodb stop
# rm /var/lib/mongodb/journal/prealloc.*
# service mongodb start
Lab 6 – Install dan Konfigurasi Message Queue – Node Controller 
penjelasan secara singkat yaitu, “message queue” itu menyediakan tempat sementara untuk “message” yang akan di kirim ke penerima jika si program penerima sedang “busy” atau “not connected”.
Pada tutorial ini aplikasi message queue yang di pakai adalah RabbitMQ, tetapi openstack juga men-support ZeroMQ dan juga Qpid.
Dan berikut cara-nya, pertama-tama kita install package RabbitMQ terlebih dahulu
# apt-get install rabbitmq-server
lalu tambahkan user openstack pada RabbitMQ, misalkan kita pakai user openstack dan password-nya openstack123
# rabbitmqctl add_user openstack openstack123
add user pada rabbitmq
add user pada rabbitmq
kemudian rubah permission untuk user openstack tersebut
# rabbitmqctl set_permissions openstack ".*" ".*" ".*"
Set Permissions for RabbitMQ User
Set Permissions for RabbitMQ User
permission di atas menunjukkan user openstack akan dapat “configure, write & read” semua resources.
Lab 7 – Install dan Konfigurasi Memcached – Node Controller 
Memcached digunakan sebagian besar untuk mempercepat website database dengan cara caching data dan objek dalam memori RAM sehingga mengurangi jumlah kali sumber data eksternal yang harus di baca.
Install package memcached beserta dependencies-nya
# apt-get install memcached python-memcache
buka file /etc/memcached.conf
# vi /etc/memcached.conf

kemudian edit ip address pada perintah di dalam file /etc/memcached.conf yang di gunakan untuk mengaktifkan akses manajemen, agar node lain dapat mengakses via management network.
-l 10.10.10.10
memcached
memcached
Lalu restart service dari memcached tersebut, dengan cara
# /etc/init.d/memcached restart